Pagar Alam adalah
sebuah kabupaten yang terletak di propinsi Sumatera Selatan (SumSel). Dan merupakan
destinasi wisata pegunungan satu-satunya di propinsi tersebut. Dari pusat kota
Palembang, kita melewati Kota Lahat untuk mencapai ke Pagar Alam.
Sangat berbeda dengan kota Palembang yang memiliki cuaca
yang panas, Pagar Alam sangat sejuk dan dingin dengan hawa pegunungannya, karena
kabupaten ini dikelilingi oleh pegunungan. Sehingga wajar kalau kabupaten ini
bernama Pagar Alam. Karena memang pegunungan memagari kabupaten ini.
Disana kita bisa melihat banyak orang bercaping berbaris
membawa keranjang dipundak, memetik pucuk daun teh serta memandangi indahnya hamparan
hijau kebun teh yang begitu segar.
Pesona yang paling terkenal di Pagar Alam adalah Gunung
Dempo. Betapa indahnya ketika kita menyusuri, mendaki, dan meneliti pesona
wisata Gunung Dempo. Dikelilingi hutan hijau pekat yang menjadi batas hijaunya
teh dengan birunya gunung Dempo besama awan putih dipuncaknya.
Kebiasaaan pagi yang sangat berkesan ketika ditemani secangkir kawe. Ya, kopi beraroma khas Pagar Alam. Sambil memandangi pemandangan alam nan asri di serambi Penginapan Gunung Gare Pagar Alam. Sungguh membuat kita benar-benar terpikat oleh keindahannya.
Kebiasaaan pagi yang sangat berkesan ketika ditemani secangkir kawe. Ya, kopi beraroma khas Pagar Alam. Sambil memandangi pemandangan alam nan asri di serambi Penginapan Gunung Gare Pagar Alam. Sungguh membuat kita benar-benar terpikat oleh keindahannya.
Sepertinya, itu saja tidak membuat kami puas untuk berwisata ke tempat indah ini. Kami pun melangkahkan kaki di sela perkebunan teh, sambil melihat-lihat dan menikmati sejuknya dan dinginnya udara disana lalu mencari-cari benalu teh yang berkhasiat itu di sela batang teh. Sinar mentari pun mulai menyapu punggung gunung.
Gunung Dempo yang terletak di Pagar Alam adalah Gunung yang memiliki ketinggian 3.159 meter dari
permukaan air laut. Dan merupakan daerah tertinggi di Propinsi Sumatera Selatan.
Selama perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam dari Palembang menuju
Pagar Alam, kami banyak mendapati pengalaman menarik.
Selama memasuki daerah yang dipagari oleh alam pegunungan ini, perjalanan terasa sangat berbeda dari sebelumnya. Kalau sebelumnya kami berjalan melewati beberapa kabupaten dengan jalan yang bisa dibilang datar, disini berbeda. Jalan memasuki Pagar Alam berkelok dengan lembah dan tebing di tepian jalan seolah mengucapkan selamat datang kepada kami yang memasuki Kota Pagar Alam.
Ternyata tidak hanya keindahan Gunung Dempo yang sangat terkenal disini, jalur pendakian gunung ini juga menjadi buah bibir dikalangan pendaki gunung. Beberapa pendaki gunung asal Jawa sempat berkomentar “Banyak kami temui tantangan disini dan cukup berbeda dari tempat lainnya. Tantangan yang bervariatif, dan bonus (jalur datar) nya sedikit,” Selama pendakian mereka ditemani gemericik suara air dan bermacam suara hewan penghuni gunung.
Ternyata bukan itu saja keindahan yang ditawarkan, setelah sampai puncak kita mendapatkan keindahan yang luar biasa. Mendirikan kemah di hamparan puncak merapi, sebelum melihat kawah Dempo, juga menjadi daya tarik tersendiri. Menghangatkan badan meneguk kawe, di dekat api unggun, gemerlap lampu kota tampak dari ketinggian itu. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa.
Apalagi disaat tahun baru tiba, hamparan ini akan dipenuhi para pendaki, baik yang berasal dari Pagar Alam, Palembang, bahkan dari luar Sumsel. Menyambut tahun baru di Puncak Merapi Dempo, seakan sudah menjadi tradisi.
selain indahnya pengunungan, wisata lain yang cukup menarik adalah derasnya arus sungai di sela bebatuan yang menjadikannya sangat potensial untuk menjadi tempat arum jeram.
Dan ternyata Pagar Alam yang berjarak 300 kilometer dari Palembang ini juga sarat dengan daya tarik sejarah purba. Banyak sekali batu peninggalan purba yang diperkirakan berumur 2500 sampai 3000 tahun terdapat di beberapa desa di kaki Gunung Dempo. Kalau dilihat bentuk batunya pun beragam, dari bentuk lesung, ada juga bentuk hewan dan manusia, malah ada juga batu berbentuk rumah.
Daya tarik batu-batuan inilah yang membuat wisatawan mancanegara asal eropa terpikat dan kerap datang ke Pagar Alam, daerah pegunungan tertinggi di bukit barisan Sumatera.
Masih ada keindahan wisata yang disuguhkan di Pagar Alam ini. Air terjun di pegunungannya terlihat belum sepenuhnya dikembangkan, bahkan konon banyak yang belum ditemukan. Seperti ditemukannya curub (air terjun) Pancur belakangan, sebuah keindahan baru yang terkuak.
Ada juga pendaki mancanegara yang menemukan air terjun. Namun karena sulitnya akses ke sana maka sejauh ini masih belum bisa dinikmati masyarakat akan keindahannya.
Selepas memuaskan minat wisata di tengah pesona alam Gunung Dempo. Para wisatawan dapat mengunjungi pasar tradisional di pusat kota. Kudu, sebuah senjata khas masyarakat Pagar Alam menjadi buah tangan favorit, selain kopi, teh, benalu teh, dan alpukat.
Tekad Pagar Alam menjadikan kota wisata dan budaya ini semakin mantap dengan dicanangkannya Visit Musi 2008. Kota penghasil kopi dan teh semenjak jaman kolonial Belanda ini dikukuhkan sebagai kota Bunga. Halaman rumah, sekolah, dan taman kota dipenuhi bunga. Pameran bunga diadakan di alun-alun kota setiap tahunnya.
Balai Benih Jarai pun tidak hanya ditanami anggrek, pembudidayaan bunga krisan dilakukan disana. Pembudidayaan bunga potong ini merupakan bentuk dukungan Pemprov Sumsel terhadap upaya menjadikan Kota Pagaralam sebagai kota bunganya Bumi Sriwijaya.
Kekayaan potensi wisata ini disambut ramah warga setempat. Mereka siap menyapa wisatawan, penginapan memperbaiki pelayanan, jalan-jalan diperpanjang dan dihaluskan. Begitupun hutan, dengan penanaman pohon Bambang, dipertahankan kelestariannya.
sangat keren memang gunung dempo
BalasHapusagen viagra
pil biru
obat hammer