Selasa, 26 Agustus 2014

Waduk Riam Kanan tempat wisata Kalimantan Selatan



Tempat wisata Nusantara yang sangat indah kembali saya temui di Kalimantan selatan.Tepatnya terletak di Desa Aranio Kabupaten Banjar. Objek wisata yang kali ini saya jamah adalah Waduk Riam Kanan. Sungguh keindahan alam disana membuat saya sangat terpesona,  dan sesampainya disana banyak sekali objek wisata yang sangat menarik dan sayang sekali untuk tidak dinikmati. Saya buka gadget dan saya abadikan semuanya melalui kamera. Kebetulan saya tidak sendiri. Saya bersama 11 orang teman yang  ikut berpetualang di Riam Kanan. Kami memulai Perjalanan dari Banjarmasin jam 7 Wita di minggu pagi yang sangat cerah. 

Dalam perjalanan, yang pertama kali kami lewati adalah kota Banjarbaru. Ketika kami sampai di bundaran simpang empat, kami langsung menuju desa Aranio. Jarak yang harus kami tempuh sekitar 25 kilometer dari bundaran tersebut. 

  
 
Sepanjang perjalanan kami melewati banyak bukit terjal di kanan kiri jalan. Sungguh betapa cantiknya pemandangan di sekitarnya. Kami bisa menikmati indahnya hamparan sawah nan hijau dan perkampungan penduduk desa yang terlihat bersahaja. Benar-benar membuat kami sangat terpesona dan  memanjakan mata, rasanya kami tidak ingin berpaling melihat yang lain. Sungguh jauh sekali dari kehidupan kota yang sering membuat kita penat. Sesekali kami melewati jalanan sepi yang berkelok-kelok dengan rimbunnya pepohonan di pinggir jalan.Sensasi yang sungguh membuat kami ketagihan setiap hari menjajal jalanan Banjarmasin yang penuh sesak dengan laju kendaraan.




Kalau anda belum pernah berlibur ke Riam Kanan, 25 kilometer mungkin menurut anda perjalanan yang sangat lama. Beda dengan saya yang sangat menyukai perjalanan darat dan kebetulan saya pun sudah pernah berlibur ke Riam Kanan, jadi 25 kilometer menurut saya bukanlah jarak tempuh yang jauh dan lama. Bahkan saya sangat menikmati perjalanannya. Sesampainya di Riam Kanan, kami harus membayar uang masuk sebesar Rp. 1500 per sepeda motor. Tidak mahal dengan apa yang akan kita dapatkan nantinya.

kemudian kami memarkir sepeda motor,  lalu kami mengunjungi beberapa tempat penjualan ikan hasil budidaya masyarakat sekitar. Ternyata disana harga ikan sangat murah. Ikan puyau disana dihargai 10 ribu rupiah untuk 1 kilogramnya dan masih sangat segar. Sedangkan di Banjarmasin harganya bisa 20 ribu rupiah per kilogramnya.

Setelah kami asik melihat-lihat transaksi jual beli antara nelayan dan pedagang ikan, lalu kami berlanjut menuju pelabuhan. Sesampai disana kami banyak menemui kapal (klotok) berukuran sedang. 


 

Lalu kami sewa kapal klotok tersebut sebesar 100 ribu rupiah. Dan kami menikmati pesona Riam Kanan dengan kapal klotok tersebut. Kami terus melaju dari Pulau Pinus pertama sampai menuju ke Pulau Pinus kedua.

Selama berada di atas kelotok kami benar-benar merasakan indahnya pesona Riam Kanan yang sangat eksotis. Hamparan air waduk yang menghijau, perbukitan yang asri, langit yang membiru serta puluhan rumah terapung adalah keindahan yang disuguhkan Riam Kanan yang dapat anda nikmati dari dalam klotok.


Saya sungguh termanjakan dengan kenikmatan suasana Riam Kanan. Bagaimana tidak, Sesekali saya melihat sampan kecil bermesin melaju diatas luasnya waduk Riam Kanan. Kebanyakan dari mereka membawa ikan hasil tangkapan untuk dijual ke pasar. Sungguh nikmat Illahi yang tidak bisa kita pungkiri, tempat yang masih alami dengan ragam kekayaan waduk yang sangat melimpah.
 
 
Akhirnya perjalanan sekitar 30 menit menuju Pulau Pinus kedua berakhir. Rasanya saya tidak sabar untuk segera menjelajah tiap sudut menarik yang ada disana. Jembatan panjang yang membelah waduk adalah salah satu objek yang berhasil menarik perhatian saya untuk segera membidikan kamera. Objek menarik lainnya adalah rimbunnya ratusan pohon pinus yang menjulang tinggi di tengah waduk.

Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, berwisata bersama belasan teman yang juga lelah dengan rutinitas kerja.Saya yakin puluhan wisatawan lain yang saya temui di Riam Kanan juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kami alami.

Penulis : Nasrudin Ansori
Diedit ulang oleh : Nino Roesad
Foto : Nasrudin Ansori


2 komentar: